JAKARTA, Sutradara Anggy Umbara mengkritik kinerja Lembaga Sensor Film (LSF) soal penyensoran untuk film terbarunya yang berjudul Gundik.
Anggy Umbara dibuat frustasi dengan birokrasi dan proses revisi yang berlarut-larut sehingga menghambat distribusi film.
“Frustrasi, jujur, satu jam yang lalu kami mengeluhkan soal sensor yang belum juga selesai. Dari Oktober tahun lalu kami sudah mengajukan, revisi sudah kami ikuti, tapi tetap saja diminta ubah lagi,” kata Anggy dalam gala premiere Gundik belum lama ini.
Baca juga: Beradegan Mesra di Film Gundik, Luna Maya dan Maxime Bouttier Ngaku Tetap Profesional
LSF awalnya mengkategorikan Gundik sebagai film 21+ karena adegan-adegan di dalamnya sudah untuk dewasa.
Lalu pihak Umbara Brothers Film mengajukan revisi agar klasifikasi Gundik diubah ke kategori 17+.
Versi sensor usia 17+ baru lolos pada hari H gala premiere.
Akibatnya, versi Gundik yang ditayangkan saat gala premiere berbeda dengan versi yang didistribusikan nantinya.
Baca juga: Cerita Anggy Umbara soal Poster Pertama Film Gundik yang Dikembalikan LSF
Beberapa adegan ekstrem seperti potong kepala dan minum darah pun ditampilkan.
Anggy Umbara juga mengeluhkan kinerja LSF yang sudah menentang teaser poster Gundik saat pertama diluncurkan.
“Teaser posternya sudah kena masalah. Disuruh bikin yang ‘lebih ramah’. Tapi kami bingung, lebih ramah buat horor itu seperti apa? Pakai senyuman? Belum jelas ini standarnya,” ungkap Anggy.
Inkonsistensi LSF dalam menilai sebuah film dijadikan pelajar berharga bagi Anggy Umbara dalam produksi selanjutnya.
Baca juga: Anggy Umbara Ungkap Ide Film Gundik, Terinspirasi Mimpi Bertemu Nyi Roro Kidul
Namun dia berharap LSF juga bisa berbenah agar kinerjanya tak lantas menghambat pertumbuhan ekosistem perfilman.
“Ini bahan belajar, agar lembaga sensor tidak lagi menjadi penghalang bagi para pembuat film untuk berkarya. Kreativitas kita jadi terbatas karena aturan yang membingungkan,” tutup Anggy.
Film Gundik sendiri akan tayang di bioskop pada 22 Mei 2025.
Leave a Reply