PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berencana menjalankan dua bisnis baru yaitu jasa pengujian laboratorium dan usaha komersialisasi alat ukur fluida dua fasa. Kedua lini usaha ini mengacu pada anggaran dasar dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020.PGEO akan meminta restu dari para pemegang saham untuk menjalankan bisnis ini. Permintaan persetujuan tersebut diadakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Selasa, 3 Juni 2025. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, perseroan melalui konsultan PT Karya Persada Panas Bumi (KPP) telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik Ruky, Safrudin & Rekan (RSR) untuk mempersiapkan studi kelayakan bisnis.Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi POJK 17/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha. Uji kelayakan bisnis dilakukan untuk menganalisis kelayakan rencana perusahaan terhadap jalannya bisnis tersebut. Uji ini telah dilaksanakan pada 31 Desember 2024.“Dari tanggal studi kelayakan bisnis, yaitu tanggal 31 Desember 2024, sampai tanggal diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting yang dapat memengaruhi hasil studi kelayakan bisnis secara signifikan,” tulis Pemimpin Rekan Penilai Bisnis Rudy M Safrudin dalam keterangan resmi dikutip Selasa (20/5).RSR juga menguji kelayakan terhadap rencana kegiatan usaha jasa pengujian laboratorium melalui analisa kelayakan pasar, kelayakan teknis, kelayakan pola bisnis, kelayakan model manajemen dan kelayakan keuangan.Berdasarkan analisis keuangan yang telah dilakukan RSR, kegiatan usaha ini dinilai layak secara finansial untuk dijalankan. Bisnis jasa uji laboratorium diproyeksikan mulai mencatatkan penjualan pada tahun 2026. Pada tahun berikutnya, yakni 2027, penjualan diperkirakan tumbuh signifikan sebesar 141,50%. Mereka juga memproyeksikan pertumbuhan 7,72% untuk periode 2027–2034.RSR juga memproyeksikan laba setelah pajak pada tahun 2027 sebesar 130,59%. Marjin laba setelah pajak diperkirakan tetap stabil dengan rata-rata 7,58% dari tahun 2026 hingga 2034. Dalam analisisnya, RSR mengatakan investasi awal sebesar Rp 155,8 juta dapat diproyeksikan kembali dalam waktu 3 tahun 12 bulan.Sedangkan manajemen PGEO mengatakan perluasan lini bisnis ini untuk meningkatkan keuntungan dan kinerja keuangan perusahaan serta meningkatkan peran panas bumi dalam menunjang kebutuhan energi nasional. Komposisi pemegang saham PGEO terdiri dari PT Pertamina Power Indonesia dengan 28,5 miliar lembar saham atau 68,83% dari total keseluruhan kepemilikan saham, Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited dengan 6,2 miliar lembar saham atau 14,96% dari total saham, PT Pertamina Pedeve Indonesia dengan 2,4 miliar lembar saham atau 5,97% dari total saham, serta publik dengan 4,2 miliar lembar saham atau 10,24% dari total saham.Menilik laporan keuangan perusahaan, PGEO mencatatkan perolehan laba bersih tahun buku 2024 sebesar US$ 160,3 juta turun 1,9% dari laba bersih tahun buku 2023 sebesar US$ 163,5 juta. Sementara pendapatan perusahaan naik 0,2% dari US$ 406 juta menjadi US$ 407 juta secara year on year (yoy).Pergerakan saham, emiten yang terafiliasi PT Pertamina ini berfluktuasi sepanjang 2025. Pada 2 Januari 2025 saham PGEO berada pada level 940 naik 32,62% ke level 1.240 pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (19/5).
PGEO Berencana Ekspansi Dua Lini Bisnis Baru, Salah Satunya Uji Laboratorium

Leave a Reply