Media sosial X diramaikan dengan video dua pusaran angin muncul saat awal musim kemarau di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kemunculan dua pusaran angin diketahui dari unggahan akun @mer******, Senin (19/5/2025).
Unggahan tersebut sudah ditayangkan sebanyak 134.900 kali per Selasa (20/5/2025) pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan keterangan pengunggah, kemunculan dua pusaran angin direkam dari Pantai Gerung, Girikarto, Gunungkidul.
Pusaran angin terbentuk di tengah laut lalu membumbung sampai ke awan seolah-olah menarik air dari laut menuju langit.
“Menurut informasi, angin terbentuk tepatnya di sebelah selatan Pantai Parangtritis,” tulis pengunggah.
Lalu, apa kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) soal hal tersebut?
Baca juga: Angin Puting Beliung Melanda Sejumlah Kecamatan di Gunungkidul, Ini Kata BMKG
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono mengonfirmasi keberadaan dua pusaran angin di Gunungkidul, Senin (19/5/2025).
Ia menjelaskan, angin yang berputar di tengah laut disebut sebagai waterspout.
“Fenomena gerakan angin berupa kolom yang berputar menjulang dari permukaan air laut sampai dasar awan,” jelas Warjono kepada , Selasa (20/5/2025).
“Vortek ini bisa terjadi pada awan awan konvektif cumulonimbus ketika udara hangat dan lembab naik dengan cepat berputar dan membawa massa udara yang berasal dari permukaan laut,” tambahnya.
Warjono menerangkan, waterspout biasanya memiliki putaran yang anti-siklonik, seperti puting beliung.
Karena alasan itulah, waterspout tidak membentuk super cel seperti siklon tropis dan tidak berlangsung lama atau sekitar 5-10 menit.
Baca juga: Masuk Pancaroba, BMKG Ungkap Indonesia Rawan Puting Beliung dan Hujan Es
Warjono mengatakan, suhu muka laut di selatan Jawa saat waterspout muncul di Gunungkidul berada di kisaran 28 hingga 30 derajat C dengan anomali positif 0 hingga 1 derajat Celsius.
Selain itu, kelembapan udara mencapai 95 persen dan terjadi belokan angin yang memicu terbentuknya awan-awan konvektif di wilayah Jawa.
“Waterspout merupakan Kondisi hal yang biasa terjadi di perairan selatan Jawa,” imbuh Warjono.
Ia menuturkan, kondisi perairan selatan Pulau Jawa saat ini terpantau masih hangat sehingga masih berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan konvektif yang cukup tinggi.
Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan awan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem disertai petir dan angin kencang di wilayah DIY.
“Prakiraan hingga tanggal 22 Mei masih berpotensi terjadinya cuaca ekstrem di Yogyakarta,” pungkas Warjono.
Baca juga: Kenapa Bisa Terjadi Angin Puting Beliung? Berikut Faktor Penyebabnya
Leave a Reply