JAKARTA, Pengamat Tata Kota Sibarani mengungkapkan bahwa konsep hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD) menjadi salah satu strategi penting dalam menjawab tantangan urbanisasi dan backlog perumahan di Indonesia.
Namun, penerapan konsep TOD di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan mendasar.
Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur pendukung yang masih minim serta pola perencanaan kota yang belum berpijak pada prinsip TOD sejak awal.
“Tantangannya cukup kompleks. Kota-kota kita sejak dulu tidak punya pemikiran atau perencanaan dengan konsep TOD. Ditambah lagi, rendahnya kesadaran masyarakat menggunakan transportasi umum karena akses dari rumah ke stasiun masih jauh, dan di sisi lain, sangat mudah untuk mendapatkan kendaraan bermotor roda dua,” ujarnya dalam siaran persnya, Selasa (20/5/2025).
Baca juga: Dukung Program 3 Juta Rumah, Erick Thohir Dorong BTN Pasarkan KPR TOD
Selain dari sisi masyarakat, tantangan juga datang dari dunia usaha. Sibarani menilai, masih banyak investor yang belum melihat potensi ekonomi dari kawasan TOD.
Padahal, dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, kawasan ini bisa menjadi magnet baru untuk pertumbuhan ekonomi lokal.
“Investor belum banyak yang melihat prospek TOD. Pemerintah harus mendorong, salah satunya dengan memberikan insentif, entah itu dalam bentuk pajak, subsidi, atau penyediaan lahan,” kata dia.
Lebih jauh, ia menyoroti bahwa TOD bukan hanya soal pembangunan fisik hunian dan transportasi, tetapi mencakup pula pengembangan kawasan sekitarnya.
Hal ini mencakup aksesibilitas, fasilitas umum, ruang terbuka hijau, serta pengelolaan kawasan secara menyeluruh.
“Pemerintah daerah perlu menata fasilitas pendukung seperti akses jalan, jembatan, dan memastikan kebersihan kawasan. Mereka juga harus menyiapkan estate management team yang akan mengelola kawasan TOD secara profesional dan berkelanjutan,” ucap Sibarani.
“Kalau di luar negeri, banyak kawasan TOD yang sukses. Itu karena peran pemerintahnya besar. Mereka punya kawasan yang sangat tertata, ada pengelolanya, aturan hukumnya jelas, dan semua benar-benar dilaksanakan. Di Indonesia, sayangnya, kita masih berhenti di level peraturan. Saat mau mengoordinasikan dan melaksanakannya, belum ada sistem yang solid,” sambung Sibarani.
Di sisi lain, Sibarani menilai TOD juga dapat menjadi solusi konkret dalam mendukung program tiga juta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Menurut dia, dengan peningkatan intensitas kawasan sekitar transportasi publik, pemerintah bisa mengarahkan pembangunan hunian terjangkau bagi masyarakat kelas menengah.
TOD yang mengintegrasikan antara hunian dan moda transportasi publik, dinilai sebagai solusi jangka panjang yang berkelanjutan.
Konsep ini semakin relevan dengan perkembangan sistem transportasi massal di Indonesia, seperti MRT dan jaringan kereta api komuter.
Leave a Reply