KOMPAS.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum memberikan tanggapan atas kabar pergantian Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak dan Dirjen Bea dan Cukai.
Isu yang beredar menyebut Dirjen Bea Cukai Askolani akan digantikan oleh Letnan Jenderal TNI Djaka Budi Utama. Sementara posisi Dirjen Pajak disebut akan diisi oleh Bimo Wijayanto.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro menyatakan belum bisa mengonfirmasi kabar tersebut.
“Kami belum bisa menanggapi hal tersebut,” kata Deni dalam pesan tertulis, Senin (20/5/2025), seperti dilansir Antara.
Baca juga: Dirjen Bea Cukai dan Dirjen Pajak Diisukan Diganti, Ini Respons Kemenkeu
Dalam kesempatan terpisah, Askolani enggan berkomentar soal rumor pergeseran kursi yang ia tempati saat ini.
“Oh, enggak tahu saya,” ujarnya singkat di Kompleks Parlemen.
Askolani menjabat Dirjen Bea Cukai sejak 12 Maret 2021. Sedangkan jabatan Dirjen Pajak dipegang Suryo Utomo sejak 1 November 2019.
Djaka Budi Utama kini menjabat Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN). Bimo Wijayanto sebelumnya menjabat Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP) dan Asisten Deputi Investasi Strategis di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.
Sementara itu, penerimaan kepabeanan dan cukai per Maret 2025 tercatat Rp77,5 triliun. Angka ini setara 25,6 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Baca juga: Kenapa Pajak Mobil Indonesia Lebih Mahal Dibandingkan Malaysia?
Penerimaan pajak tercatat meningkat dari Rp187,8 triliun pada Februari menjadi Rp322,6 triliun per Maret. Kemenkeu menyebut lonjakan ini didorong kenaikan penerimaan pajak penghasilan (PPh) 21 dan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri.
Perbaikan administrasi serta implementasi sistem Coretax juga ikut menopang kinerja perpajakan nasional.
Leave a Reply