Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mengalami surplus sebesar Rp 4,3 triliun per April 2025. Ini merupakan perubahan signifikan setelah APBN mencatat defisit selama tiga bulan berturut-turut sejak Januari hingga Maret.“Realisasi APBN 2025 setelah mengalami defisit tiga bulan Januari hingga Maret berturut-turut, pada April mengalami turn around atau perubahan,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR saat menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal 2026, Selasa (20/5).Ia menambahkan, keseimbangan primer juga mencatat surplus sebesar Rp 173,9 triliun. Sementara posisi kas negara turut mencatatkan surplus Rp 283,6 triliun yang berasal dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA).Sri Mulyani menjelaskan bahwa penerimaan negara terus menunjukkan tren penguatan. Hingga April, pendapatan negara telah mencapai Rp 810,5 triliun atau 27% dari target.“Penerimaan terus menunjukkan penguatan, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi terus mengalami tren positif meskipun dihadapkan pada berbagai guncangan,” katanya.Adapun realisasi belanja negara hingga April 2025 mencapai Rp 806,2 triliun atau 22,3% dari target APBN. Hal ini sebagai indikator bahwa APBN tetap optimal mendukung program prioritas pemerintah, meskipun dalam masa transisi.“APBN tetap akan dijaga menjadi instrumen shock absorber, menjaga stabilitas ekonomi, melindungi masyarakat, menopang daya beli, serta mendorong dunia usaha,” ujarnya.Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu juga mengonfirmasi tren positif penerimaan negara. “Jadi itu perkembangan baik. Sesuai dengan pertumbuhan ekonomi,” kata Febrio usai Rapat Paripurna.Sebelumnya, Sri Mulyani menyatakan tidak khawatir dengan defisit APBN yang membengkak pada Maret 2025. Saat itu, defisit tercatat Rp 104,2 triliun atau 0,43% dari Produk Domestik Bruto (PDB), melonjak dari Rp 31,2 triliun pada Februari.“Defisit Rp 104,2 triliun ini bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Rabu (30/4).Defisit tersebut berasal dari realisasi pendapatan negara sebesar Rp 516,1 triliun (17,2% dari target) dan belanja negara Rp 620,3 triliun (17,1%).Meski defisit membengkak, Sri Mulyani tetap optimistis karena keseimbangan primer mencatat surplus Rp 17,5 triliun. Padahal, APBN tahun ini didesain dengan target defisit keseimbangan primer sebesar Rp 63,3 triliun.“Kalau ini masih positif. Ini hal yang bagus karena memang didesainnya adalah defisit keseimbangan primer Rp 63,3 triliun,” ujarnya.
Akhiri Tren Defisit, APBN Cetak Surplus Rp 4,3 Triliun pada April 2025

Leave a Reply